Jakarta - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
mengeluarkan uneg-unegnya menjelang Hari Guru Nasional (HGN) 25 November
nanti. Salah satu hal yang dicurhatkan soal masih minimnya guru SD di
Indonesia.
"Sekitar 96 persen kabuaten/kota seluruh Indonesia kekurangan guru SD. Untuk mengatasinya diangkat guru honorer tetapi tidak mendapat perlakuan yang wajar, baik kepegawaian, kesejahteraan dan perlindungannya," ujar Ketua PGRI, Sulistyo.
Sulistyo menyampaikan paparan tersebut dalam jumpa pers dalam rangka Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 67 di Kemendiknas, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2012).
Selain kurangnya guru SD, PGRI menyoroti tenaga pendidik ini masih diperlakukan sebagai perangkat birokrasi, bukan sebagai profesi.
"Guru sampai saat ini belum diperlakukan sebagai profesi, tetapi masih sebagai perangkat birokrasi saja," tambahnya.
Hari Guru Nasional sekaligus HUT PGRI ke 67 kali ini bertemakan 'Memacu Profesionalisasi Guru melalui Peningkatan Kompetensi dan Penegakan Kode Etik'. Rencananya akan diadakan upacara peringatan hingga bakti sosial kepada masyarakat.
"Sekitar 96 persen kabuaten/kota seluruh Indonesia kekurangan guru SD. Untuk mengatasinya diangkat guru honorer tetapi tidak mendapat perlakuan yang wajar, baik kepegawaian, kesejahteraan dan perlindungannya," ujar Ketua PGRI, Sulistyo.
Sulistyo menyampaikan paparan tersebut dalam jumpa pers dalam rangka Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke 67 di Kemendiknas, Jalan Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2012).
Selain kurangnya guru SD, PGRI menyoroti tenaga pendidik ini masih diperlakukan sebagai perangkat birokrasi, bukan sebagai profesi.
"Guru sampai saat ini belum diperlakukan sebagai profesi, tetapi masih sebagai perangkat birokrasi saja," tambahnya.
Hari Guru Nasional sekaligus HUT PGRI ke 67 kali ini bertemakan 'Memacu Profesionalisasi Guru melalui Peningkatan Kompetensi dan Penegakan Kode Etik'. Rencananya akan diadakan upacara peringatan hingga bakti sosial kepada masyarakat.
Posting Komentar